page

Sunday, February 12, 2012

Rahasia mahasiswa Jenius

Ku ceritakan sedikit cerita di kampusku yang sedih :( , bagaimana dengan kampusmu??? :)  semoga lebih menyenangkan. ^_^
Ini bukan sebuah kritikan atau pun ajang menyalahkan yang lain, tetapi ini yang ada di hati dan pikiran ku saat ini. Ucap maaf ku untuk orang-orang yang tersinggung setelah membaca tulisan ku ini.
Maafkan aku….
###
Banyak hal yang kutemui disini dan semakin lama rasanya tak adil bagi ku. Kenapa sich orang yang pinter itu ternyata pinter acting juga, wajibkah? contoh Seperti petikan berikut :
Pada hari itu entah apa yang di katakana dosen di depan itu kemudian orang pintar itu angkat tangan bertanya dan berkata manis tapi terakhirnya menghadap ke belakang dengan wajah akan mutah dan mengejek. Karena aku duduk di belakangnya sehingga ku tahu.
Di lain kesempatan :
Pada hari itu setelah bantu beres-beres kemudian sambil nunggu konsumsi dan ketua coordinator lewat ternyata keluar  kata-kata dari mulut orang pintar. “Eh kawan-kawan pasang muka cape’, biar cepat dapat konsumsi”. Aku yang di dekatnya hanya bisa menunduk malu.
Selain acting ada pula yang suka cari muka kalau masalah yang kayaknya berharga bagi orang pinter itu langsung di urus secepat mungkin dan walau dosen tak sempat maka harus di sempat-sempatkan tapi kalau masalah bantu-bantu na’uzubillah ku pikir urat malu sudah putus dan sel wajah sudah menjadi tembok. Karena sama sekali tak tahu bagaimana ngomongnya.
Selain itu yang aneh lagi bahan kuliah yang biasanya di berikan oleh dosen sebagai soft copy, oleh orang pintar-pintar itu di bajak ( sadis kali bahasa ku ya) di boikot, akh sama saja oleh orang-orang pintar tersebut dengan alasan : “ plesdisk kami tidak ada virus bapak/ibu” sesudah itu orang-orang yang menyerupaiku ingin minta soft kopi nya  maka di jawab “ tidak usahlah besok di fotokopi saja, siapa yang mau bahan ini satu bahan harganya Rp.XXXXX “ batin ku hah perasaan bahannya gratis dech… Bukan foto kopinya yang salah, khususnya aku terbantu dengan hard copi nya (dari pada tidak ada bahan sama sekali ), tapi harganya mahal dan juga Orang seperti aku lebih suka soft nya karena aku selalu mengotak atik catatan di laptop ku.T_T
Hari itu aku dan teman ku merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas desain sediaan farmasi , kemudian seorang temanku bertanya kepada si pintar : “D gimana ya desain sediaan yang control release itu?” Dengan ketus, angkuh dan sombong orang pintar itu menjawab “tidak tahu kak, kakak belum selesai? Kalau mau kami mau carikan tugasnya, berani bayar berapa? “ Dengan mengangkat kepalanya itu, sambil mengangkat tasnya untuk bergegas. Temanku hanya diam saja mungkin malu, aku langsung mengajak bicara yang lain.
Ada lagi bisnisnya anak kampus yang buruk dan aku baru tahu sekarang kalau masalah iuran narikin sama kawan-kawan semangat 45, sebagai contoh saat iuran untuk nikah dosen kami.
Sampai aq malu mendengar kata-kata ini :
“Hei kamu A belum bayar, kamu Z belum bayar”. Waktu kami semua sedang diam kawan ku datang seorang, dengan nada girang orang pintar ini berkata : “Y belum bayar, bayarlah…” ( padahal orang pintar ini entah bayar atau tidak). Dan apa barang itu sampai pada mempelai atau tidak tak pernah satu pun yang memastikan. Ke pesta yang datang orang-orang pintar itu saja dan orang-orang yang menyerupaiku tak ada yang pernah di ajaknya, entah dimana salahnya. bukan iurannya yang tidak ikhlas atau aku ingin maksa ikut ke pestanya, tapi caranya ko' begitu?
Ada lagi waktu mahasiswa baru pembayaran aku yang disuruh minta-minta( sedih kali bahasanya T.T), bagusnya nagih dech, uang baju dari mahasiswa baru ke orang-orang pintar itu, sekitar ya Rp.16 juta-an dan dengan janji awal bahwa ada komisi, bukan itu sebenarnya yang ku mau. Tapi kebangetan masak tak ada kata terimakasih pun yang terucap. Aku menghitung dan mempertanggung jawabkannya dengan pas.tapi tak apalah ini pembelajaran untuk ku.
Aku tak meyesal dan ikhlas menolongnya tapi sesak jika harus setiap hari mendengar dan mendengar tingkah mereke-mereka-mereka lagi. Aku tak mau sebenarnya begini tetapi selama aku tahan semua ini sepertinya semakin merajalela dan beranak pinak. Klimaksnya adalah hari ini. Semoga ada seseorang yang dapat menyadarkannya meskipun itu jelas bukan aku orangnya. :)
Walau kalian orang-orang pintar begitu aku bersyukur pernah bertemu dengan kalian.

No comments:

Post a Comment